News Breaking
PHTV
wb_sunny

Breaking News

Ayyaman Ma’dudaat, Peringatan Halus dari Allah

Ayyaman Ma’dudaat, Peringatan Halus dari Allah


DI DALAM
Al-Qur’an, ketika Allah Ta’ala berbicara tentang kewajiban puasa, Dia menyebutnya dengan kalimat Ayyaman Ma’dudaat (beberapa hari yang bisa dihitung):

"(Yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barang siapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkannya itu pada hari-hari yang lain." (QS. Al-Baqarah: 184).

Seolah-olah Allah ingin memberikan peringatan yang sangat halus kepada hamba-hamba-Nya: "Hai manusia, puasa itu hanya beberapa hari saja, janganlah engkau lalai!" 

Namun, ironisnya, banyak di antara kita yang justru lalai dengan waktu yang singkat ini. Ramadhan datang hanya sekali dalam setahun, tetapi belum tentu kita memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.

Menyadari Waktu yang Terbatas

Setiap insan beriman yang merenungi ayat ini dengan hati yang jernih akan menyadari bahwa hidup di dunia ini juga hanyalah beberapa hari saja.

Jika Ramadhan yang hanya hitungan hari saja bisa berlalu begitu cepat, maka kehidupan kita pun akan segera berlalu. Begitu banyak orang yang menyesal di kemudian hari karena tidak memaksimalkan Ramadhan, sebagaimana banyak orang yang menyesali hidupnya ketika ajal telah menjemput.

Sebagai kader dakwah, peringatan ini seharusnya menjadi alarm yang membangunkan kita dari kelalaian. Waktu kita terbatas, kesempatan kita tidak selamanya ada. Jika hari-hari Ramadhan ini hanya beberapa saat saja, maka tidak ada alasan bagi kita untuk menyia-nyiakannya.

Sebagaimana jasmani membutuhkan asupan makanan, begitu pula ruhani kita membutuhkan asupan yang lebih baik dan lebih utama. Dan Ramadhan adalah momentum terbaik untuk memberikan asupan spiritual bagi jiwa kita.

Mengisi Ruhani untuk Memaksimalkan Dakwah

Ruh yang kosong mustahil bisa menggerakkan langkah dakwah dengan maksimal. Betapa banyak orang yang mengalami kelelahan dalam perjuangan bukan karena fisiknya yang lemah, tetapi karena ruhani mereka yang kosong. Oleh sebab itu, Ramadhan adalah saatnya kita mengisi kembali ruhani yang haus akan kedekatan dengan Allah.

Puasa bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi momentum untuk kembali mendekatkan diri kepada-Nya. Ketika seorang kader dakwah mengisi ruhani dengan ibadah yang berkualitas—shalat malam yang khusyuk, tadabbur Al-Qur’an yang mendalam, zikir yang berkesinambungan, serta doa yang penuh pengharapan —maka Allah akan menguatkan langkahnya dalam perjuangan.

Sebagaimana yang disampaikan oleh Bang Imam Muhammad Fathi Farhat, S.H.I, Kepala Departemen Dakwah dan Pembinaan Anggota PP Pemuda Hidayatullah: "Mustahil dakwah bisa maksimal jika spiritualnya kosong. Semoga Ramadhan kali ini jauh lebih baik dari Ramadhan sebelumnya."

Maka, wahai para kader dakwah, jangan sia-siakan Ayyaman Ma’dudaat ini. Waktu kita terbatas, mari maksimalkan. Jika kita mampu mengisi Ramadhan dengan ibadah yang maksimal, insya Allah kita akan keluar darinya sebagai pribadi yang lebih kuat, lebih kokoh, dan lebih siap dalam perjuangan dakwah.

Ramadhan, Kesempatan Emas yang Tak Boleh Terlewat

Semoga Ramadhan ini menjadi titik balik bagi kita semua untuk meraih keberkahan yang lebih besar dan menjadi pejuang di jalan-Nya dengan ruhani yang lebih hidup. Ramadhan ini adalah kesempatan emas. Hari-harinya sedikit, namun keberkahannya besar.

Jangan sampai kita menyia-nyiakan satu detik pun tanpa amal yang bermanfaat. Rasulullah ﷺ bahkan sampai menyebut celaka bagi mereka yang tidak mendapatkan ampunan di bulan ini. 

Dalam sebuah hadits beliau bersabda: "Celakalah seseorang yang mendapati bulan Ramadhan, lalu bulan itu berlalu sebelum dia mendapatkan ampunan." (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi).

Bukan hanya rugi, tetapi celaka! Sebab, siapa yang menyia-nyiakan Ramadhan berarti telah menyia-nyiakan peluang besar untuk memperbaiki dirinya dan meraih rahmat Allah.

Maka, mari kita renungkan. Apakah kita akan membiarkan Ramadhan kali ini berlalu begitu saja seperti Ramadhan sebelumnya? Ataukah, kita akan menjadikannya sebagai Ramadhan terbaik dalam hidup kita?

Mari kita berjuang bersama. Mari kita tingkatkan ibadah, perbanyak dzikir, giatkan tilawah, perkuat amal saleh, dan maksimalkan kesempatan yang Allah berikan ini.

Ramadhan hanyalah beberapa hari saja. Namun, ganjarannya bisa menentukan kebahagiaan kita di dunia dan akhirat. Semoga kita semua termasuk hamba-hamba yang berhasil meraih keberkahan Ramadhan tahun ini. Aamiin.

Tags