Meneladani Tarbiyah dan Dakwah Nabi Musa AS
Oleh Zulfahmi*
Usia muda adalah anugerah besar dari Allah. Untuk memanfaatkannya dengan baik, diperlukan panduan dan ilmu agar keberadaan kita tidak hanya sekedar angka.
Pemuda harus tumbuh dengan fitrahnya sebagai hamba Allah dan mampu memakmurkan bumi, sebagai manifestasi dari status kekhalifahannya.
Dalam banyak kisah nabi yang tercatat dalam Al-Qur’an, mari kita cermati sosok Nabi Musa AS. Salah satu dari lima nabi bergelar Ulul Azmi, nama Musa disebut sebanyak 136 kali dalam Al-Qur’an, meliputi semua episode kehidupan dan dakwah beliau, termasuk masa mudanya. Berikut adalah pelajaran dari kehidupan beliau:
Semangat Menuntut Ilmu
Status kenabian tidak menghalangi Musa AS untuk menuntut ilmu. Bersama Yusya’ bin Nun, beliau mendatangi Nabi Khadir untuk menimba ilmu meski harus menempuh perjalanan panjang dan sulit.
Kisah ini tercatat dalam Surah Al-Kahfi ayat 60. Imam Syafi’i rahimahullah mengatakan:
حياة الفتى والله بالعلم والتقى # إذا لم يكونا لا اعتبار لذاته
"Demi Allah, kehidupan pemuda hanya dengan ilmu dan taqwa; tanpa keduanya, tiada jati diri padanya."
Fisik yang Kuat
Fisik yang kuat mendukung produktivitas pemuda. Musa AS pernah membantu dua perempuan dari Madyan memberi minum ternaknya.
Pemuda harus meningkatkan kekuatan fisiknya, karena mukmin yang kuat lebih baik dan dicintai Allah dibandingkan mukmin yang lemah, seperti yang disabdakan Rasulullah ﷺ.
Memiliki Integritas
Integritas Musa AS tak kalah penting dari kekuatan fisiknya. Beliau digelari Al-Qowiyyul Amiin, yang berarti orang yang kuat dan berintegritas.
Ini berujung pada pengangkatannya sebagai pekerja dan menantu oleh salah seorang solih di Madyan. Fisik yang kuat dan integritas tinggi adalah modal penting bagi pemuda dalam membangun kemandirian ekonomi.
Menjaga Kesucian Diri
Pernikahan Nabi Musa AS di Madyan dengan salah seorang dari dua perempuan yang pernah ditolongnya menunjukkan pentingnya menjaga kesucian diri, terutama bagi seorang aktivis dakwah.
Syahwat harus ditempatkan pada tempat yang halal menurut syariat. Rasulullah ﷺ menyarankan menikah bagi yang mampu, dan puasa sebagai alternatif bagi yang belum bisa menikah.
Sahabat muda dapat menelaah kisah Nabi Musa lebih dalam di separuh pertama Surah Al-Qasas.
Berdakwah
Dakwah adalah tujuan utama diutusnya para nabi. Dalam dakwahnya, Musa AS menghadapi tiga kekuatan kekufuran: Fir’aun, Haman, dan Qorun. Tantangan utama beliau adalah membebaskan Bani Israil dari perbudakan dan penindasan serta melawan Fir’aun yang mengaku sebagai Tuhan.
Dengan wahyu dari Allah, mukjizat, dan pengikut setia, Musa berhasil mengalahkan kedzaliman dan kekufuran, serta menghancurkan kerajaan Fir’aun yang zalim.
Tawakkal
Puncak dari usaha seorang muslim adalah tawakkal atau berserah diri kepada Allah. Musa AS hanya perlu melemparkan tongkatnya untuk mengatasi sihir pengikut Fir’aun.
Ketika terdesak dan laut menghadang, Musa dengan yakin mengatakan: "Sungguh, tuhanku bersama aku, Dia akan memberi petunjuk." Laut terbelah, Musa dan pengikutnya selamat, sedangkan Fir’aun dan tenteranya tenggelam.
Kesimpulan
Kesuksesan dakwah Nabi Musa AS dalam meruntuhkan kekufuran dan kedzaliman tidak dicapai dengan mudah. Ada proses panjang dan sulit yang harus dilalui.
Semangat ini harus dimiliki oleh pemuda: tekun dalam belajar, sabar menjalani tarbiyah, dan bertanggung jawab dalam menjalankan amanah. Salam progresif beradab.!
)*Penulis adalah Ketua PW Pemuda Hidayatullah Kalimantan Timur