News Breaking
PHTV
wb_sunny

Breaking News

Ketum Imam Silaturrahim ke Pondoknya di Masa Nyantri

Ketum Imam Silaturrahim ke Pondoknya di Masa Nyantri

Mengabadikan kebersamaan di Kukar bersama dengan pengurus Pesantren Hidayatullah Kutai Kartanegara (dok Pemuda Hidayatullah)

KUKAR - Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Hidayatullah Imam Nawawi menyambangi kampung halamannya di dusun Jonggon. Ia sekaligus menyempatkan bersilaturrahim ke Pondok Pesantren Hidayayatullah Kutai Kartanegara, 22-24 Februari 2021.

Dalam kunjungan itu bang Imam, begitu ia karib disapa, dibersamai juga oleh Sekretatis Jenderal Mazlis B. Mustafa dan Kepala Departemen Perkaderan Rizky Kurnia Syah sekaligus yang berada di balik kendali armada.

Turut serta Kepala Departemen Organisasi Bustanul Arifin dan Kepala Departemen Data dan Informasi (Kadepdatin) Ainuddin Chalik. Perjalanan ini memanfaatkan sela jeda acara Training for Trainer Leadership Training Center (TOT LTC) dan TOT Pendidikan Al Qur'an Bersanad (LPQ) yang digelar di Balikpapan selama 15 hari. 

Pada kesempatan perjalan selama 2 hari non stop tersebut. Rombongan juga melakukan ziarah ke makam leluhur. Diketahui, ibunda bang Imam Nawawi sudah meninggal sejak ia masih kecil dan dikebumikan di kampung Jonggon. 

Setelah itu, rombongan bergeser ke Kecamatan Marangkayu. Perjalanan ditempuh sekitar 3 jam dari Tenggarong. Tepatnya di kampung Santan Tengah yang berada di pesisir Kukar. 

Di Santan, rombongan sempat dijamu oleh Bapak Abdul Khalik yang juga ayah dari Kadepdatin dan beristirahat sejenak untuk selanjutnya ke Bontang dalam rangka menyapada teman teman pemuda di sana. 

Imam Nawawi dalam kesempatan tersebut menyampaikan, perjalanan sesungguhnya adalah proses pembelajaran selain sebagai tapakan langkah untuk mengeratkan silaturrahim kepada handai taulan. 

Ia menuturkan, betapa orangtua di masa lalu sangat menekankan tradisi saling mengunjungi ini. Bahkan di kala itu, jika ada helatan seperti pernikahan atau syukuran di kampung, tak perlu ada undangan surat ataua WhatsApp seperti sekarang. Orang-orang secara otomatis meriung dalam kebersamaan. Bahu membahu. Salim membantu. 

Karena itu, dia pun berharap budaya silaturrahim selalu dijaga apalagi di era modern seperti saat ini dimana anak muda cenderung segan, atau mungkin malas, untuk mengunjungi keluarga atau karib kerabatnya terutama yang masih ada talian famili. 

Tags