News Breaking
PHTV
wb_sunny

Breaking News

Sepakbola dan Sumpah Pemuda Peradaban

Sepakbola dan Sumpah Pemuda Peradaban


Oleh Bustanol Arifin*

SEBENTAR lagi, dunia olahraga, khususnya sepak bola, akan menghelat pertandingan akbar bernama piala dunia. Negara Qatar didaulat sebagai tuan rumah pertandingan tim sepak bola antar negara di seluruh dunia ini. Kabar terkini, semua sarana dan prasarananya sedang disiapkan untuk menyambut kompetisi 4 tahunan, termasuk juga jadwal dan pembagian grup peserta piala dunia.

Lumrahnya perlombaan, semua tim akan mengerahkan semua potensinya untuk menjadi nomor satu. Berlaga secara adil, penuh persaingan, dan juga persahabatan demi sebuah visi utama, mengangkat trofi piala dunia. 

Merupakan kebanggaan sekaligus kebahagiaan tersendiri, bagi tim sepak bola yang berhasil merebut dan mengangkat trofi, karena berhasil mengharumkan negara dan bangsanya.

Entah siapa yang akan keluar sebagai pemenang pada piala dunia kali ini. Pastinya, para pengamat sepak bola sudah mulai mengamati, para komentator juga sudah mengomentari dan yang tidak pernah ketinggalan adalah para penonton, penggemar sepak bola yang mungkin sudah menentukan dukungan pada tim tertentu. Apalagi, tim sepak bola negaranya tidak lolos kualifikasi perhelatan akbar ini.

Tulisan ini, tidak hendak membahas bola atau piala dunia secara detail. Hanya sebagai pemantik saja, sekaligus ilustrasi terkait bahasan utama dalam naskah singkat ini, yakni Pemuda Peradaban. 

Kenapa bola? Karena, banyak kaum muda yang suka dan menggemari sepak bola. Di samping itu, sebagai ungkapan bela sungkawa atas tragedi Kanjuruhan beberapa pekan lalu yang menelan korban ratusan supporter.

Anggaplah, peradaban itu trofi Piala Dunia, dan semua bangsa berebut untuk memilikinya. Maka Pemuda Peradaban adalah orang atau tim yang berlaga di lapangan, berlomba dan bersaing mengalahkan bangsa lain. Semua energi dikerahkan untuk menjadi yang terbaik, keluar sebagai pemenang dan mengangkat trofi peradaban. Itulah visi utama Pemuda Peradaban, memenangkan peradaban itu sendiri.

Karena ini bentuknya perlombaan yang hanya bisa diikuti oleh orang-orang tertentu, maka dibentuklah tim sebagai utusan. Delegasi ini merupakan orang-orang pilihan dengan kemampuan dan keahlian khusus, bukan asal pemuda. Mereka, memiliki kapasitas diri yang sangat mumpuni dan diyakini mampu mengalahkan kompetitor. Meskipun hebat, mereka tetap harus didampingi oleh pelatih agar lebih terarah.

Peradaban Pemenang

Memang, peradaban itu akan dipergelirkan oleh Tuhan kepada bangsa yang menginginkan. Sehingga, bangsa manapun perlu berupaya dulu semaksimal mungkin agar mendapat giliran mengangkat trofi peradaban. Ini merupakan tugas utama Pemuda Peradaban, menjadi utusan untuk mengharumkan bangsa dan agamanya. Makanya, harus dipersiakan dari sekarang, kontribusi apa yang hendak dipersembahkan.

Islam pernah mendapat giliran, mengangkat trofi peradaban dunia dalam kurun waktu yang cukup lama. Namun, trofi itu berhasil direbut oleh bangsa lain hingga sekarang, dan umat Islam masih terus berupaya merebutnya kembali. 

Kelesuan kaum muda merupakan faktor utama kekalahan tersebut, dan harus bersabar mengantri kembali di pinggiran peradaban sampai saatnya nanti tim hebat dari Pemuda Peradaban datang.

Nah, masalahnya sekarang. Kompetisi sedang berlangsung, memperebutkan trofi peradaban. Ada di posisi mana kita saat ini, pemain atau penonton? Jika pemain, seperti apa performa kita untuk menghadapi lawan? Jika penonton, iya, jangan berharap mengangkat trofi, namanya juga penonton. Oleh karenanya, bersumpahlah bahwa kita harus jadi pemain, dan berjanji membawa trofi peradaban.

Itulah Sumpah Pemuda Peradaban. Bersumpah bahwa kita akan senantiasa menempa diri, mengerahkan segenap energi dan menyumbang kontribusi untuk tegaknya peradaban Islam kembali. 

Dari sumpah ini kita dapat memahami bahwa langkah kita saat ini bukan sekedar untuk sukses karir pribadi, tapi sebagai tim kesebelasan yang akan mengantarkan Islam harum dan jaya kembali. Bersumpahlah Bung!

*) Bustanol Arifin, penulis adalah Kepala Departemen Organisasi PP Pemuda Hidayatullah dan pengasuh Pondok Tahfidz Al Qur'an Hidayatullah Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat

Tags