Adab sebagai Fondasi Ketahanan Bangsa Menuju Indonesia Emas 2045
Oleh Dr (Cand) Rasfiuddin Sabaruddin, MIRK*
Di tengah gelombang besar globalisasi, revolusi teknologi,
dan ketegangan sosial-politik yang menguji sendi-sendi bangsa, Pemuda
Hidayatullah ingin menegaskan satu hal mendasar: bahwa adab adalah
fondasi sejati ketahanan nasional. Bukan sekadar etika sosial, tetapi jantung
dari karakter bangsa, sebagaimana termaktub dalam sila kedua
Pancasila—Kemanusiaan yang adil dan beradab.
Menuju Indonesia Emas 2045, cita-cita besar tentang negeri
yang maju, berdaulat, adil, dan makmur hanya dapat terwujud jika ditopang oleh
generasi yang tidak hanya cerdas dan produktif, tetapi juga kokoh dalam moral
dan akhlak. Tanpa adab, kecanggihan teknologi akan kehilangan arah. Tanpa adab,
pembangunan bisa menjelma menjadi eksploitasi. Dan tanpa adab, bonus demografi
bisa berubah menjadi bom waktu sosial.
Adab: Akar yang Menopang Semua Pilar Ketahanan
Adab bukan hanya persoalan sopan santun. Ia adalah sistem
nilai yang mengatur relasi manusia dengan Tuhan, sesama, dan alam semesta. Adab
adalah kesadaran spiritual dan sosial yang membentuk laku hidup mulia. Maka
ketika adab ditegakkan, seluruh sektor ketahanan bangsa akan memiliki pondasi
yang kokoh.
- Ketahanan
Ideologi: Adab terhadap Pancasila dan Nilai-Nilai Dasar Bangsa
Adab kepada bangsa dimulai dari sikap hormat terhadap warisan sejarah dan ideologi yang menyatukan. Pancasila bukan sekadar dokumen negara, tetapi harus dihidupi dengan penghayatan mendalam dan dimulai dari akidah yang lurus. Tanpa adab, Pancasila rentan direduksi menjadi jargon tanpa makna. - Ketahanan
Ekonomi: Adab dalam Berwirausaha dan Berkarya
Dalam lanskap ekonomi yang kompetitif, adab melahirkan pelaku usaha yang jujur, amanah, dan berkeadilan. Ia menolak kapitalisme rakus dan nepotisme ekonomi. Dengan adab, pertumbuhan ekonomi bukan hanya soal angka, tetapi soal keadilan distribusi dan keberpihakan pada rakyat kecil. - Ketahanan
Sosial-Budaya: Adab dalam Mengelola Keberagaman
Indonesia adalah taman dengan ribuan bunga. Tanpa adab, keberagaman mudah menjadi sumber konflik. Tetapi dengan adab, perbedaan bisa menjadi kekuatan. Adab sosial mengajarkan kita untuk mendengarkan, menghormati, dan merawat harmoni dalam kehidupan bersama. - Ketahanan
Keamanan: Adab terhadap Hukum dan Tatanan Sosial
Keamanan tidak semata-mata dijaga oleh aparat bersenjata, tetapi oleh kesadaran kolektif untuk hidup damai dan tertib. Pemuda yang beradab tidak mudah diprovokasi, tidak menjadi pelaku hoaks, dan tidak menyulut konflik. Ia justru menjadi penjaga ketenangan sosial di tengah hiruk-pikuk zaman.
Tantangan Zaman dan Posisi Strategis Pemuda
Kita hidup di era banjir informasi. Namun ketika informasi
datang tanpa adab, yang lahir adalah kebisingan, bukan pencerahan. Kecerdasan
tanpa akhlak melahirkan penipuan. Kekuasaan tanpa moral menjelma menjadi
penindasan. Maka di tengah derasnya arus digital, pemuda harus menjadi filter
moral dan pelurus arah bangsa.
Bonus demografi bisa jadi berkah besar, tetapi juga bisa
menjadi petaka jika diisi oleh generasi yang kehilangan nilai. Di sinilah
pentingnya pembinaan kader beradab—pemuda yang bukan hanya terampil, tetapi
memiliki integritas dan ketangguhan moral.
Rekomendasi Strategis Pemuda Hidayatullah
Sebagai gerakan kaderisasi pemuda Islam, Pemuda Hidayatullah
menawarkan langkah konkret:
- Revitalisasi
Pendidikan Adab Sejak Dini
Kurikulum pendidikan nasional harus kembali menjadikan akhlak dan adab sebagai napas utama, bukan hanya pelengkap. Pendidikan karakter tidak boleh menjadi proyek formalitas. - Gerakan
Nasional Pemuda Beradab
Kita harus membangun gerakan kepemudaan yang berbasis nilai. Pemuda beradab akan memimpin dengan visi, bukan ambisi. Ia berpikir jauh ke depan, dan bertindak dengan hati nurani. - Kolaborasi
Lintas Sektor
Ketahanan bangsa adalah proyek bersama. Harus ada sinergi antara pemerintah, organisasi pemuda, tokoh agama, dan masyarakat sipil untuk menciptakan ekosistem sosial yang sehat dan beradab. - Transformasi
Digital yang Bermoral
Ruang digital harus menjadi lahan dakwah dan edukasi. Pemuda Hidayatullah menyerukan lahirnya konten digital yang cerdas, mencerahkan, dan membentuk kepribadian islami yang konstruktif.
Penutup
Membangun Indonesia Emas 2045 bukan hanya soal membangun
jalan tol, gedung tinggi, atau sistem teknologi canggih. Ia adalah soal
membangun peradaban. Dan peradaban hanya bisa bertahan di atas satu hal: adab.
Maka, mari kita tegakkan kembali adab sebagai fondasi utama
ketahanan bangsa. Jadikan adab sebagai jiwa dalam setiap kebijakan, sikap, dan
tindakan. Sebab, sebagaimana dikatakan oleh para ulama, “Ketika adab hilang,
maka hancurlah peradaban.”
Bangkitlah wahai pemuda! Bukan hanya untuk menjadi pelaku sejarah, tetapi penentu arah sejarah. Mari kita songsong Indonesia Emas dengan kekuatan akhlak, kejernihan pikiran, dan keberanian bertindak demi negeri yang lebih adil, lebih beradab, dan lebih bermartabat.
*) Penulis adalah Ketua Umum Pemuda Hidayatullah.