News Breaking
PHTV
wb_sunny

Breaking News

Bangsa yang Tergantung Asing Bukan Bangsa Terhormat

Bangsa yang Tergantung Asing Bukan Bangsa Terhormat

Belum lama ini masyarakat Indonesia dikagetkan dengan kabar masuknya jutaan pekerja asing dari China ke Indonesia yang dinilai akan menggusur mata pencaharian penduduk pribumi.

Mantan Menteri Koperasi dan UKM era Kabinet Reformasi Pembangunan, Adi Sasono, menilai itu hanyalah kasusistis meski secara umum undang-undang negara kita melarang.

“Mungkin ada satu kasus khusus di industri itu yang persyaratan datangnya modal maka diadakan kesepakatan bahwa untuk pekerja-pekerjanya pun harus datang dari China,” kata Adi Sasono saat menerima audiensi pengurus PP Syabab Hidayatullah di kantornya, Kamis  (03/09/2015) lalu.

Jika ditilik dari logika investor, kata Adi, hal itu memang masuk akal. Toh dengan demikian, pekerja lapangannya tidak perlu lagi dilatih. Kalau yang bekerja orang Indonesia, maka pimpinan investor harus belajar bahasa Indonesia dulu. Meski demikian, kasus seperti ini tidak bisa dibiarkan.

“Hemat saya, itu bukan gejala umum. Tapi kalau dibiarkan bisa menjadi umum,” tegas tokoh penggerak koperasi yang juga Ketua Umum Coop Indonesia Foundation ini.

Menurut Adi, masuknya pekerja asing ke Indonesia, ini adalah kasus jadi harus diwaspadai. Tetapi, lanjut Adi, jangan diterima sebagai sebuah gejala umum.

“Prinsip kita, kita harus mengutamakan pekerja untuk bangsa kita sendiri dan kebijakan itu ada di seluruh dunia. Negara manapun tidak akan membiarkan pekerjaan untuk bangsa sendiri diambil oleh bangsa asing,” imbuhnya.

Ditambahkan dia, kita mempunyai semua syarat untuk menjadi bangsa yang mandiri. Kita energi ada, energi bawah tanah ada. Di atas tanah ada. Kita punya uranium, ada gas, ada minyak. Kurang apa. Orang lain hanya panen sekali setahun. Kita panen sampai dua tiga kali setahun, demikian kata Adi.

“Jadi masalahnya kita kurang fokus dalam membangun kedaulatan ekonomi nasional. semua tergantung asing. Akhirnya kedaulatan politik juga terpengaruh. Pembuatan undang-undang akhirnga juga mengikuti kepentingan modal besar dan asing,” tegas Adi Sasono.

Disebutkan Adi bahwa masalah kemandirian adalah masalah harga mati yang harus dibangun supaya kita bisa membangun kehormatan kita sebagai bangsa.

“Bangsa yang tergantung asing bukan bangsa yang terhormat. Padahal tujuan kita adalah menjadi bangsa yang bermartabat,” pungkasnya.

Tags