News Breaking
PHTV
wb_sunny

Breaking News

Ketum PP Syabab Hidayatullah Temu Kader di Surabaya dan Pasuruan

Ketum PP Syabab Hidayatullah Temu Kader di Surabaya dan Pasuruan



Ketua Umum PP Syabab Hidayatullah Muhammad Naspi Arsyad bersilaturrahim dengan pemuda Hidayatullah di Kota Pasuruan, Jawa Timur, Senin (16/05/2016).

Kunjungan Naspi Arsyad ke Pasuruan ini dilakukan setelah sebelumnya menghadiri acara kepemudaan yang berbarengan dengan momentum Ketum sebagai narasumber di acara training perzakatan yang digelar LAZNAS BMH Jawa Timur di Surabaya.

Kedatangan Ketum di Pasuruan sekaligus berkunjung ke Ma'had Tahfidzul Qur'an Darul Hijrah II Pasuruan yang pada kesempatan itu diterima langsung oleh Ketua Pengurus Daerah Syabab Hidayatullah Pasuruan yang juga pengasuh pesantren Ust. Muhammad Yusri Romadhon Al Zami yang didampingi Ustadz Abdillah.

Ketum PP Syabab Hidayatullah dihadapan santri Ma'had Tahfidz Darul Hijrah 2 Pasuruan, menyampaikan sejumlah pesan pentingnya membangun etos kerja kepemudaan untuk tercapainya misi pengembangan diri dan pencerahan umat.

Kata Ketum, sejak muda kita harus memulai hari dengan ibadah dan hal ini sejatinya sebuah keniscayaan bagi seoranng penghafal Al Qur'an karena menghafal adalah hidayah dari Allah.

"Jangan dirasuki rasa mampu karena merasa sudah berpengalaman menghafal Al Qur'an lalu menggeser peran Allah seakan-akan hafalan satu ayat kita bukan karena izin Allah," pesannya.

Ketum melanjutkan, menjadi penghafal Al Qur'an adalah wujud kebaikan Allah yang tidak diberikan kepada kebanyakan manusia. Para penghafal Qur'an adalah the chosen people -manusia pilihan. Kenapa? Karena betapa banyak remaja muslim yang belum mendapatkan hidayah menhafal Al Qur'an. Bahkan jangankan menghafal, membaca dengan baik saja mngkin banyak yang belum mencapai taraf tersebut.

"Paradigma hidup yang benar harus tertanam kuat dalam jiwa suci seorang penghafal Qur'an. Menghapal Qur'an bukan sekedar memasukkan memori ayat dalam kepala kita, apatah lagi untuk dikatakan hebat karena mampu menghafal 30 juz yang notabene berat untuk dilakukan. Menghapal Qur'an adalah salah satu ekspresi pengabdian kita kepada Allah, kecintaan kepada Rasul juga khidmat kepada umat," ungkap Ketum yang juga Direktur Ma'had Tahfidz Al Humairah, Sukabumi, Jawa Barat..

Lalu, bagaimana korelasi antara menghapal Qur'an dengan khidmat keummatan? Naspi menjelaskan, dengan menghafal, hati kita tercerahkan, jiwa kita bersih, moral kita terjaga. Dan karakter inilah yg dirindukan oleh umat ini.

"Kita saksikan hari ini betapa banyak orangtua yang diresahkan oleh kelakuan anak-anak mereka sendiri yang secara kognitif sudah mencapai jenjang formal yang tinggi," ujarnya.

Ketum juga mengingatkan pemuda pemudi untuk tidak usah tergiur dengan tawaran-tawaran duniawi karena rentan dengan kepentingan pribadi dan itu bertolak belakang dengan status mulia sebgai penghafal Al Qur'an.

"Menjadi penghafal Qur'an adalah salah satu tawaran solutif bagi umat dan bangsa ini dalam meretas kegalauan nasional menyikapi maraknya kenakalan remaja yang berimbas pada kualitas SDM Indonesia yang seharusnya kaum muda inilah yg menjadi penerus perjuangan para pendahulunya," terang Ketum.

"Luruskan niat bahwa para penghapal Al Qur'an pasti akan dibantu oleh Allah dalam kehidupan dunianya," lanjutnya memungkasi. 

KETERANAN FOTO: Ketum PP Syabab Hidayatullah Naspi Arsyad (tengah), bersama pengurus Ma'had Tahfidz Qur'an Darul Hijrah II Ustadz Abdillah (kanan), dan Ustadz Abdullah Azzam (kanan), di depan asrama santri, Kota Pasuruan, Jawa Timur. (Humas PP Syabab Hidayatullah)

Tags