News Breaking
PHTV
wb_sunny

Breaking News

Membangun Tradisi Halaqah untuk Penajaman Intelektual dan Spiritual

Membangun Tradisi Halaqah untuk Penajaman Intelektual dan Spiritual



MEDAN - Salah satu program rutin PW Syabab Hidayatullah Sumatera Selatan adalah kegiatan halaqah. Kegiatan halaqah ini telah menjadi tradisi Hidayatullah sejak dulu.

Halaqah berasal dari bahasa Arab yaitu halaqah atau halqah yang berarti lingkaran. Kalimat halqah min al-nas artinya kumpulan orang yang duduk.

Halaqah sendiri dikenal dalam berbagai istilah, ada yang menyebutnya dengan usrah (keluarga), karena metode halaqah ini lebih bersifat kekeluargaan.

Demikianlah pula yang ada dalam kegiatan halaqah Hidayatullah yang diselenggarakan rutin. Meskipun terkesan santai, halaqah PW Syabab Hidayatullah Medan tetap berjalan serius.

Adapun kegiatan halaqah meliputi pengajian Al-Qur'an dan terjemahannya dengan metode lughawi atau terjemah perkata.

Halaqah Membangun Bangsa

Krisis multidimensi yang melanda negeri ini dinilai sulit diatasi jika hanya disandarkan kepada pemerintah semata.

Perlu ada partisipasi masyarakat dan dalam beberapa ormas, gerakan ke arah tersebut dinilai sudah lama berjalan dengan aneka ragam bentuknya.

Di Hidayatullah sendiri ada yang namanya halaqah yang menjadi basis gerakan kultural yang memompa semangat spiritual dan intelektual kader.

Pengaruh halaqah, dinilai tidak saja mampu menjadi penempaan ruh spiritual tetapi juga pengaruh positif bagi lingkungan sekitar, terutama dalam menghidupkan budaya belajar dan beribadah yang baik.

Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Hidayatullah, Dr. Abdul Mannan, menyebutkan bahwa halaqah adalah hal yang tak terpisahkan dan bagian dari sejarah bangsa Indonesia.

Kata belaiu, halaqah di jaman penjajahan juga ada dan targetnya adalah menolak penjajahan yang dilakukan oleh Belanda.

Para tokoh-tokoh Islam pendiri bangsa, mereka semua membangun tradisi halaqah yang di sana kemudian melahirkan spirit nasionalisme untuk membela agama dan bangsa. Termasuk Walisongo memulai adalah figur-figur simpatik yang meneguhkan tradisi halaqah.

Beliau menegaskan, hari ini halaqah harus bisa juga menjawab tantangan kenegaraan, berupa krisis yang multidimensional, termasuk bagaimana halaqah bisa menjawab tantangan ekonomi negara dimulai dengan pemberdayaan ekonomi anggota halaqah itu sendiri.

“Jadi bisa melalui kultur berhalaqah, kita ikut juga membangun bangsa dan negara,” imbuhnya.

Namun demikian, beliau tetap menekankan bahwa semua tetap harus dilandasi iman dan ilmu, sehingga halaqah, meski secara kasat mata terlihat sebagai gerakan kecil, namun disana berlangsung perpaduan intelektual, spiritual dan emosional yang dinamis.

“Halaqah mampu menjaga kestabilan masyarakat secara mental dalam merespon segala macam bentuk krisis dan ketidakstabilan sosial, sehingga dalam kapasitasnya gerakan kultural ini setidaknya tidak menambah beban moral pemerintah,” pungkas beliau. (ybh/hio)




Tags