Meneguhkan Komitmen Organisasi Menuju Progresifitas Gerakan
Oleh Mazlis B Mustafa
"Dan mereka berkata: "Kami sekali-kali tidak akan disentuh oleh api neraka, kecuali selama beberapa hari saja". Katakanlah: "Sudahkah kamu menerima janji dari Allah sehingga Allah tidak akan memungkiri janji-Nya, ataukah kamu hanya mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?"Dalam beberapa referensi disebutkan bahwa setidaknya ada dua kisah tentang asbabun nuzul (sebab turunnya) QS. Al Baqarah ayat 80 ini.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa orang-orang Yahudi dahulu mengatakan: “tenggang waktu di dunia ini adalah 7.000 tahun, di setiap seribu tahun dunia kita akan diazab satu hari di neraka, sehingga kita hanya akan diazab selama tujuh hari kemudian azab itu akan berhenti.”
Dalam riwayat yang lain diceritakan bahwa orang-orang Yahudi berkata: “Kelak, kami akan masuk neraka hanya selama beberapa hari saja”, yaitu 40 hari, seperti lamanya para pendahulu mereka menyembah anak sapi. Wahai Nabi, katakanlah kepada mereka: “Apakah kalian ada perjanjian dengan Allah untuk tidak diazab kecuali dalam kisaran 40 hari itu? Kemudian apakah Allah akan menepati janji-Nya itu? Padahal, pada kenyataannya kalian semua telah membuat kebohongan atau kepalsuan atas apa yang Allah turunkan kepada kalian.”
Imam Tabrani meriwayatkan dari Ibn Abbas, bahwa orang-orang Yahudi berkata: “Kami tidak akan masuk neraka kecuali kami melanggar sumpah, kami menyembah anak sapi hanya selama 40 hari saja, apabila telah cukup maka berakhir pula azab bagi kami.”
Kisah di atas menunjukkan betapa Yahudi merasa bahwa mereka adalah golongan yang paling dimuliakan oleh Allah SWT sehingga beranggapan mereka akan masuk neraka hanya beberapa hari saja.
Klaim Yahudi di atas kemudian dipertanyakan oleh Allah SWT. "Sudahkah kamu menerima janji dari Allah sehingga Allah tidak akan memungkiri janji-Nya, ataukah kamu hanya mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?"
Allah SWT Menepati Janji-Nya
Jika benar Allah SWT pernah menjanjikan bahwa orang-orang Yahudi akan masuk ke dalam neraka hanya beberapa hari saja, maka kelak Allah SWT pasti akan menepati janji itu.
Tetapi, sungguh Allah SWT tidak pernah berjanji seperti demikian, maka bersiaplah Yahudi masuk dan dilemparkan ke dalam kerak neraka dan kekal di dalamnya karena keingkaran dan kesombongannya.
Allah SWT senantiasa menepati janji. Allah SWT menjanjikan azab bagi mereka yang ingkar, lalu kaum ‘Ad menantang Allah SWT lewat Nabi Hud untuk menyegerakan datangnya azab itu. Maka luluh lantaklah negeri kaum ‘Ad. Begitu pula buat kaum Tsamud.
Allah SWT menjanjikan kemenangan bagi pasukan muslimin di perang Badr. Mereka maju dengan penuh keyakinan, 313 melawan 1.000 orang, dan pasukan muslimin pun menang.
Allah SWT menjanjikan balasan yang berlipat ganda bagi mereka yang gemar besedekah, maka tidak pernah pun kita mendapatkan orang yang jatuh miskin karena rajin bersedekah di jalan Allah.
Bahkan, hati mereka selalu tenteram setelah berbagi. Ini baru bentuk bukti ganjaran di dunia, belum lagi di akhirat kelak.
Dari sebagian kecil bukti-bukti di atas maka, orang yang berakal lagi cerdas akan menangkapnya sebagai pelajaran yang sangat berharga. Dan semakin yakin akan janji Allah SWT, termasuk di dalamnya janji surga bagi orang yang beriman dan neraka bagi orang kafir.
Manusia dan Janjinya
Al-Wa'du dain, janji adalah utang, demikian ungkapan yang sering kita dengar. Karena utang, maka ia harus ditunaikan atau dibayar. Caranya, yaitu dengan memenuhi atau menepatinya.
Menepati janji adalah salah satu bukti keimanan serta ketakwaan seseorang. "Telah beruntunglah orang-orang beriman, yaitu orang-orang yang memelihara amanat-amanat dan janjinya." (QS. Al-Mukminun : 8).
Orang-orang yang beriman akan senantiasa menepati janjinya. Salah satu sahabat yang mulia, Anas Bin Nadhr RA tidak ikut dalam pasukan Rasulullah SAW di perang Badr.
Maka, dia berjanji akan melakukan yang terbaik di hadapan Allah SWT ketika kelak mendapatkan kesempatan untuk jihad fii sabilillah. Dan, perang Uhud pun tiba. Anas Bin Nadhr RA membuktikan janjinya, mendatangi medan Uhud yang sedang berkecamuk dengan gagah berani sehingga beliau syahid dengan luka lebih dari 80 sayatan.
“Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka tidak merubah (janjinya).” (QS. Al-Ahzab: 23]
Dalam riwayat Bukhari dari Anas bin Malik RA, ia berkata, “Kami memandang ayat ini turun tentang Anas bin an-Nadhar.
Sedangkan menyalahi janji atau mengingkarinya merupakan salah satu tanda dari kemunafikan. Rasulullah SAW dalam salah satu sabdanya menegaskan bahwa di antara tanda-tanda kemunafikan adalah "idza wa'ada akhlafa", jika berjanji mengingkarinya.
Dalam lanjutan QS Al Baqarah ayat 80 di atas, pada ayat 83, Allah SWT memberikan contoh nyata dan penjelasan bagaimana lagi-lagi sosok manusia seperti kaum Bani Israil adalah pengingkar janji.
“Dan (ingatlah) tatkala Kami membuat janji dengan Bani Israil, supaya jangan mereka menyembah melainkaii kepada Allah, dan terhadap kedua ibu ¬bapak hendaklah berbuat balk, dan (juga) kepada keluarga yang hampir, dan anak-anak yatim dan orang ¬orang miskin , dan hendaklah mengucapkan perkataan yang baik kepada manusia, dan dirikanlah sembahyang dan keluarkanlah zakat. Kemudian, berpaling kamu, kecuali sedikit, padahal kamu tidak memperdulikan.”
Janji Organisasi
Pada hari Sabtu yang lalu, 18 Juli 2020 telah dilaksanakan webinae sekaligus pelantikan Pengurus Daerah (PD) Pemuda Hidayatullah se-Jawa Timur. Di mana, sudah terbentuk 31 PD Pemuda Hidayatullah yang siap menjadi ujung tombak gerakan pencerahan di seluruh penjuru Jawa Timur.
Pelantikan pengurus merupakan salah satu agenda organisasi setelah diadakannya musyawarah besar -baik di tingkat nasional, wilayah, daerah maupun ranting- yang salah satu agendanya adalah pembentukan dan pengangkatan pengurus. Pelantikan pengurus ditandai dengan pembacaan ikrar oleh pengurus yang terpilih.
Pembacaan ikrar ini merupakan pengambilan sumpah dan janji pengurus di hadapan atasannya, seluruh anggota yang menyaksikan, bahkan di hadapan Allah SWT dan Rasulullah SAW (melalui pengucapan basmalah dan syahadatain di awal ikrar). Janji bahwa akan membawa organisasi ini eksis, mengembangkan program-program dan lain-lain.
Maka, pembacaan ikrar ini adalah janji organisasi yang harus dipenuhi! Tentu semaksimal daya dan upaya manusianya dengan tolok ukur yang terukur lagi proporsional.
Semoga semua elemen Pemuda Hidayatullah termasuk orang-orang yang mampu dan dimampukan oleh Allah SWT untuk memenuhi janji-janjinya, meneguhkan komitmen khususnya janji organisasi!
Orang beriman akan memenuhi janji-janjinya menuju janji Surga Allah SWT (QS 2;81). Sedangkan, orang kafir dan munafik tidak mau memenuhi janji-janjinya menuju janji neraka Allah SWT (QS 2;82).
Wallahu ‘alam bis shawab. Al Haqqu min rabbika falaa takunanna minal mumtarin.
*)MAZLIS B MUSTAFA, penulis adalah Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Hidayatullah