News Breaking
PHTV
wb_sunny

Breaking News

Narsum Webinar Sulsel, Ketum Imam bagi Kiat Produkif di Era Digital

Narsum Webinar Sulsel, Ketum Imam bagi Kiat Produkif di Era Digital


MAKASSAR - Ketua Umum PP Pemuda Hidayatullah bang Imam Nawawi mengajak genersi milenial mengambil peran kebajikan di era industri digital saat ini. Ketum juga berbagi kiat cara tetap produktif di tengah gempuran internet, bukan malah larut menjadi konsumtif semata. 

"Bagaimana bisa terhindar dari pengaruh negatif internet. Saya jawab jelas, hadirlah sebagai pemain yang aktif. Dalam konteks negara kita bisa melihat bagaimana Jacinda Ardern memimpin Selandia Baru menang melawan Corona," kata Ketum Imam dalam acara Webinar Pemuda bertajuk "Peran Pemuda di era Millenial" digelar PW Pemuda Hidayatullah Sulsel, Selasa (27/07/2021). 

Seiring perkembangan teknologi informasi, perang pemikiran dan budaya terus menggempur, diantara sasaran utamanya adalah kaum muda muslim. Akibatnya, akidah, spritual, mindset dan semangat juangnya semakin terkikis. Oleh karena itu, Imam mengajak pemuda harus aktif.

"Berada di dunia maya atau internet hanya sebagai penonton maka bersiaplah untuk kehilangan banyak waktu dan energi," imbuhnya.

Ketum lantas mengutip sebuah riset mencatat bahwa rata-rata orang Indonesia yang mencapai angka 170 juta menghabiskan waktu 3 jam dan 14 menit dalam sehari untuk mengakses media sosial. Artinya, terang dia, orang Indonesia kala bermain medsos produksi doparmin di otak mengalami peningkatan, sehingga merasa senang dalam stalking di dalamnya. 

"Akan tetapi, rasa senang ini bersifat sementara dan biasanya mengajak orang untuk mengulangi dan mengulagi," katanya meningatkan.  

Dia mengimbuhkan, dikala hadir perasaan positif, maka itu sifatnya sementara, dan pengulangan bukanlah seperti menghafal atau belajar yang menajamkan logika dan pikiran, tetapi menghadirkan rasa ketagihan. 

"Untuk lepas dari kecanduan yang seperti itu, hadirlah sebagai pemain dengan aktif membuat konten yang bermanfaat. Kalau pun harus sebut sosok, maka itu adalah Refly Harun, Rocky Gerung, dan Rahma Sarita serta lainnya. Mereka ini bukan anak milenial, tapi mereka tahu bagaimana mengisi ruang-ruang di media sosial dengan keahlian ilmu dan kemampuan analisis mereka, sehingga mereka bisa menebar konten yang edukatif," jelasnya.

Dengan produktifitasnya, tokoh tokoh tersebut dalam sehari ia bisa mengupload 4 hingga 5 bahkan kadang-kadang lebih konten di Youtube dengan muatan yang kritis dan juga mampu menggelitik nalar. 

"Artinya ada sebuah pikiran besar, kerangka berpikir, sekaligus misi yang hendak dicapai di media sosial. Nah, anak-anak muda yang di dalam internet punya kesadaran seperti itu, tidak mungkin dia akan terbawa arus media sosial apalagi kecanduan," imbuh Ketum. 

Menurut Imam, pemuda yang punya kecakapan nalar yang memadai, hadir di ranah digital ini dengan kesadaran untuk terus memberikan nilai positif di media sosial. 

Bahkan, kalau pun ia sedang mencari berita, maka itu tidak lain untuk dijadikan bahan konten yang dikemas dengan cara yang elegan, sehingga masyarakat dapat menambah kecerdasan, minimal mengambil manfaat. 

"Sejauh kaki terus mengayuh pedal, roda akan terus berputar dan keseimbangan dapat dijaga, disaat yang sama perjalanan dapat terus dijalani dengan baik dan menarik," kata Imam memberikan gugahan berupa tamsil berkenaan dengan gerakan pencerdasan tersebut. 

Kembali ke Jacinda Ardern, pemimpin Selandia Baru. Apa yang membuat ia menang, menurut Imam, tidak lain adalah sikap aktif dia menerapkan penguncian total (lockdown) dengan menutup semua perbatasannya. 

"Sikap aktif itu tentu saja disertai keberanian sekaligus kesabaran. Fakta ini dapat juga kita tarik bagaimana memenangkan diri kita dalam berinteraksi di dunia maya," pungkasnya.

Webinar gelaran PW Pemuda Hidayatullah Sulsel ini menghadirkan pula narasumber lainnya yaitu Kadep Organisasi PW Hidayatullah Sulawesi Selatan Ust Anwar Baits, S.Pd dan dimodeatori oleh Ikra Abdullah selaku Ketua Departemen Hubungan Masyarakat, Data dan Ionformasi (Humasdatin) PW Pemuda Hidayatullah Sulawesi Selatan. (ybh/hio)

Tags