News Breaking
PHTV
wb_sunny

Breaking News

Diskusi Visi Indonesia 2045 Lintas OKP, Ketum Imam Gagas Mental Kepeloporan

Diskusi Visi Indonesia 2045 Lintas OKP, Ketum Imam Gagas Mental Kepeloporan


JAKARTA -  Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Hidayatullah Imam Nawawi menjadi salah satu narasumber dalam acara Diskusi Nasional Lintas OKP yang digelar oleh Pengurus Pusat LIDMI dengan tema “Perspektif Pemuda: Menuju 100 Tahun Indonesia 2045", Selasa malam (6/4/2021). 

Salah satu yang menarik diulas dalam diskusi tersebut adalah mengenai gagasan Ketum Imam yang mengemukakan pentingnya mental kepeloporan (pioneer mentality) untuk menuju visi Indonesia 2045. 

Menurut Ketum Imam, mental kepeloporan itu bisa kita lihat pada sejarah Rasulullah, bahkan di dalam Al Qur'an ada perintah "Qum fa anżir!" dalam surah Al Muddatsir yang memerintahkan kita bangkit dari "selimut" dan memberi peringatan.

"Kalau kita menghendaki adanya satu perubahan maka sejak dari sekarang kita harus bangkit dari "selimut" kita," kata Imam. 

Dia menyebutkan, "selimut" yang membelenggu itu adalah pesimisme, sikap apatis kemudian menanggap masalah lebih besar daripada kemampuan kita menyelesaikannya. Bahkan menjadikan masalah lebih besar dari Allah yang Maha Besar.

"Paling pertama yang harus dibangun dalam bangsa ini untuk sampai pada visi Indonesia 2045 adalah tentang diri kita sendiri sebagai manusia. Apakah kita telah memanusiakan manusia itu sendiri dan ini berlaku derivatif," imbuh Imam seperti dikutip di dalam video ini.

Ketum Imam dalam ulasannya, mengatakan kegiatan diskusi ini merupakan momentum indah. Indah yang dimaskud ini adalah alur berpikir, kesadaran dan antusiasme di dalam memandang Indonesia 2045 yang jelas menunjukkan kesamaan visi, kesadaran dan tekad untuk melangkah sinergis dan kolaboratif.

Jika diperas, diskusi selama dua jam yang berlangsung hangat dan akrab itu, mengarah pada satu kata, yakni perbaikan.


Perbaikan dimaksud berangkat dari cara berpikir sebagian elit yang memandang kepentingannya di atas maslahat umum utamanya rakyat, sampai kemudian muncul istilah demokrasi yang sekarang ada telah ugal-ugalan.

"Perbaikan juga dimaksudkan untuk menjadikan hukum sebagai panglima di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara benar-benar tegak sebagaimana mestinya. Tidak by order, bukan atas design kepentingan sempit dan temporer," kata Imam.

Perbaikan yang juga penting diupayakan adalah implementasi dari Pancasila sebagai dasar negara yang selama ini banyak dikaji namun tidak membumi dalam kehidupan sehari-hari.

Memberi paparan mengenai topik yang dibahas, Imam dalam diskusi itu menyebutkan ketetapan gran strategi Bappenas untuk mewujudkan Visi Indonesia 2045 yang disimpulkan menjadi empat pilar utama.

Pilar pertama, pembangunan manusia dan penguasaan IPTEK. Pilar kedua, pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Pilar ketiga, pemerataan pembangunan. Pilar keempat, pemantapan ketahanan nasional dan tata kelola pemerintahan.

"Bagi saya yang disebut sebagai empat pilar itu masih satu faktor saja, yakni pembangunan dalam sisi empiris, dimana semua negara tampaknya, kurang lebih, melakukan hal yang seperti itu berdasarkan alur normal pengelolaan suatu bangsa dan negara," kata Imam. 

Karena itu, menurut Imam, masih dibutuhkan tiga faktor utama lainnya. Yakni, kepemimpinan yang profetik-profesional. Kemudian, pengelolaan alam yang visioner. Dan, terakhir, teknologi yang humanistik.

Harus disadari bangsa Indonesia adalah bangsa yang dalam kajian leadership bisa dikatakan masih “krisis.” Pemimpin masih kerapkali “gagal” berlaku adil, elegan, dan bertanggungjawab. Disamping masih lema sisi kepekaannya dalam hal kemanusiaan dan keberagamaan.

"Pada saat yang sama, tim yang menyertai bahkan menjadi bagian terdekat, seringkali ada yang terjerat kasus hukum dan moral, sehingga secara ketegasan menjadi sangat mandul untuk bisa benar-benar berdiri di atas kepemimpinan yang ideal," imbuhnya. 

Hadir memenuhi undangan itu sebagai pembicara di antaranya Affandi Ismail (Ketua Umum PB HMI-MPO) kemudian Hamri Muin (Ketua Umum PP LIDMI). Lalu ada Dr. Lamlam Pahala (Ketua IV PP Pemuda Persis), Miradz Shaleh Abdat (PB Pemuda Al-Irsyad) dan Susanto Triyogo (Ketua Umum PP KAMMI).

Tags