News Breaking
PHTV
wb_sunny

Breaking News

Refleksi Leadership Training Center Pemuda Hidayatullah dan Pribadi yang Menginspirasi

Refleksi Leadership Training Center Pemuda Hidayatullah dan Pribadi yang Menginspirasi


Oleh Fauzan Ibn Husain

SEJARAH panjang perkaderan Hidayatullah tidak lepas dari peran penting kiprah, pemikiran, perenungan dan perjuangan Abdullah Said, sang pendiri, dengan gerakan visionernya. Sejak muda, beliau memiliki keresahan yang mendalam terkait problematika keummatan. 

Perkampungan kader yang beliau cita-citakan (kini, Pesantren Hidayatullah) ternyata memiliki dasar yang lahir dari kegemaran beliau membaca. 

Salah satu bacaannya ketika itu adalah buku yang berjudul "Rangkaian Mutu Manikam, Kumpulan Buah Pikiran Kyai Hadji Mas Mansur". Dalam buku itu diceritakan pengalaman Kyai Hadji Mas Mansur ketika masih belajar di Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir. 

Dikisahkan bahwa Kyai Hadji Mas Mansur pernah berkunjung ke sebuah tempat pengkaderan yang terletak di tengah-tengah Benua Afrika, sebelah selatan kota Tripoli, Libya. 

Panjang kisah silaturrahim Kyai Hadji Mas Mansur ke Benua Afrika itulah yang menggugah Abdullah Said untuk juga bisa menyediakan sarana-prasana perkaderan yang mumpuni layaknya perkampungan kader yang termuat dalam buku tersebut. 

Impian Abdullah Said tersebut kemudian ditingkahi dengan kerja keras. Beliau menemui banyak tokoh, selain setiap hari ia berjibaku dengan belantara Kalimantan Timur, tepatnya di sebuah dusun terpencil bernama Gunung Tembak. 

Semangatnya itu selalu dibahasakan dan tidak pernah pupus. Hingga akhirnya, Alhamdulillah, gayung pun bersambut atas pertolongan Allah SWT. 

Dengan gairah juang yang tiada padam untuk menegakkan Islam rahmatan lil alamain, lahirlah Pondok Pesantren Hidayatullah di Kota Balikpapan pada tahun 1973.

Tentu tak semudah membalik telapak tangan, perlangkahan itu begitu banyak melalui proses manis pahit yang mengiringi di tahun-tahun sebelumnya. Hingga hari ini, Pondok Pesantren Hidayatullah yang beliau dirikan telah banyak melahirkan kader militan yang bersedia ditugaskan kemana saja. 

Sosok Menginspirasi

Harus disadari secara mendalam bahwasanya setiap kader harus mampu mengetahui visi besar sebuah gerakan. Maksud dan tujuan para pendiri benar-benar harus menghujam ke dalam jiwa. Sehingga itu menjadi suatu kekuatan yang membatin, yang kemudian menguatkan hubungan manusia dengan Rabb-nya.

Tipikal Abdullah Said yang pembelajar juga menarik kita masuk ke dalam ruang perikehidupan beliau yang menginspirasi, terutama pada interaksi beliau secara langsung ataupun tidak langsung dengan berbagai tokoh besar pada zamannya. 

Kita ingat. Hari ini, 113 tahun lalu, di pelosok negeri bagian selatan lahirlah seorang anak yang kelak sosoknya juga penuh inspirasi. Dialah Mohammad Natsir. Seorang tokoh yang sangat sederhana namun kewibawaannya selalu menggetarkan penjajah ketika itu. 

Natsir adalah salah satu tokoh rujukan penting Abdullah Said muda ketika ia menulis buku-buku metode dakwah berdasarkan tulisan-tulisannya dalam sebuah majalah.

Mohammad Natsir memang bukan figur sembarangan. Perdana Menteri Indonesia ke-5 yang lahir di  Solok, Sumatra Barat, ini bahkan dikenal sebagai pejabat yang tak punya baju bagus, jasnya bertambal dan tak punya rumah dan menolak diberi hadiah mobil mewah.

Dalam beberapa statemennya, Mohammad Natsir mengatakan, "Agama harus dijadikan fondasi atau dasar utama dalam mendirikan bangsa". 

Statemen di atas terbukti dengan perjuangan beliau mendirikan Partai Masyumi ketika itu. Partai yang sangat berpengaruh di masa Orde Lama. Sehingga banyak pihak yang ingin menjatuhkan. 

Singkat kisah, hingga akhir hayat beliau tetap konsisten, istiqomah di jalan perjuangan keummatan dan juga sebagai negarawan tulen. 

Bukan kebetulan pada hari ini juga, 17 Juli 2021 atau bertepatan 07 Dzulhijjah 1442 Hijriah, PW Pemuda Hidayatullah Kaltim melaksanakan program Leadership Training Center (LTC), sebuah program "memahamkan visi besar" perjuangan Hidayatullah. 

Program ini merupakan salah satu dari 3 program nasional yang telah dicanangkan Pemuda Hidayatullah dalam Rakernas 2020 yang digelar pada  28-29 November 2020 di Kebumen, Jawa Tengah. Dua program lainnya adalah Lembaga Pendidikan Al Quran Bersanad (LPQ) dan Satu Kota/ Kabupaten Satu Penulis (Sakotulis).

Pada akhirnya, lagi-lagi perkaderan menjadi urat sejarah dimana saja agar pergerakan sinambung. Dengan perkaderan, maka panjang umurlah perjuangan. Dan, dengan itu pula, transformasi visi senantiasa tersambung dari generasi ke generasi. 

Maka untuk itu, sebuah gerakan dengan visi besar harus memiliki sistem perkederan yang aktif dan di waktu yang sama transfer pemahaman metode pergerakan harus ditanamkan sedalam-dalamnya kepada setiap kader. 

Semoga LTC I Pemuda Hidayatullah Kaltim yang digelar selama 3 hari yang dituanrumahi oleh Pemuda Hidayatullah Bontang ini dapat benar-benar melahirkan kader muda Hidayatullah seperti yang diharapkan. 

Lebih jauh lagi, LTC ini juga diharapkan kian meneguhkan harapan besar founding father Hidayatullah sebagai lembaga perjuangan dalam meluaskan risalah dakwah Islam. Kaffatan linnas rahmatan lil 'alamin!.

Fauzan Ibn Husain, penulis adalah Ketua Departemen Perkaderan PW Pemuda Hidayatullah Kaltim

Tags